OMG, menikahi anak umur 12 tahun?

22 October 2008

Menurut berita di detik.com, ada seorang "kakek" yang menikahi gadis berumur 12 tahun. Secara aspek hukum, hal ini bisa dikatakan legal apabila mendapat persetujuan dari pihak wanita (karena yang bermasalah secara hukum adalah pihak wanita).

Tapi apakah hal ini baik, apalagi dilihat dari sisi psikologi dan medis? Dari sisi psikologis, seorang yang berumur 12 tahun itu masih dianggap anak-anak dan masih memerlukan bimbingan dari orang tua. Anak berumur 12 tahun juga masih belum memiliki pemikiran logis yang matang. Secara pengetahuan, juga belum siap.

Katakan dia akan melahirkan di usia 13/14 tahun, apakah umur segitu cukup dewasa untuk membesarkan anak dan mengurus suami? Kalaupun nantinya dia mampu, artinya dia telah memaksakan logisme yang dia miliki untuk menjadi dewasa dalam sekejap, yang tentu saja pasti memiliki banyak titik lemah. Kemungkinan menjadi depresif itu sangat besar, pastinya.

Dilihat dari sisi medis, seorang anak perempuan berumur 12 tahun mungkin sudah mengalami menstruasi. Tapi apakah dengan tanda-tanda menstruasi lantas organ reproduksi anak tersebut dianggap matang? Beberapa artikel yang saya baca dan beberapa acara televisi yang pernah lihat menyatakan, bahwa di umur yang sangat belia itu, kemungkinan untuk mengalami keguguran sangat tinggi. Lebih dari itu, apabila melahirkan, kemungkinan terjadinya kerusakan organ reproduksi akan sangat tinggi. Salah satu contohnya bisa menyebabkan air seni yang menetes terus-menerus.

Dunia semakin aneh. Semakin banyak hal diluar kewajaran. Terlepas dari hal itu benar secara hukum, atau baik secara kemanusiaan, kita juga harus melihat sisi yang berseberangan dengan jelas. Bukan berarti perbedaan itu tidak boleh, tapi tidak ada salahnya mencoba menjadi logis atau setidaknya, mengikuti hal-hal yang kebanyakan terjadi.

Banyak orang menyatakan, "cinta itu buta"...tapi bagi saya, "cinta itu logis"

7 orang memberi komentar:

Anonymous said...

Bused, anaknya dipaksa ato begimana ya =.="

Anonymous said...

Doh, apaan itu...

Rasanya tak wajar bila seorang anak 12 tahun menikah dengan seorang lelaki di atas 40 tahun. Saya rasa, mentalnya masih belum cukup dewasa untuk menikah :|

Selain itu, menurut artikelnya, anak 12 tahun itu menjadi General Manager sebuah perusahaan pula. Apa-apaan ini...

Saya rasa, kecuali kalau anak itu bodoh, tidak mungkin dia menikah pada umur begitu muda karena keinginannya sendiri. Saya bahkan ragu anak semuda itu sudah tahu cinta itu apa. (Dan, saya pikir nggak boleh toh menikahi anak di bawah umur? Ternyata bisa ya...)

Kenapa ceweknya mau? Dan kenapa mau-maunya si 'kiai nyentrik' itu menikahi anak semuda itu?

Ya, mencoba untuk tidak berpikir negatif. Mungkin... gadis itu sudah jauh lebih dewasa daripada umurnya *ngarep*

Anonymous said...

apa pula ini???nambah amal atau cuma nyari sensasi??? kayaknya sie dy cm nyari sensasi atw yg lebih parah phedofil..... di UU perkawinan kan ada aturan umur yg dibolehkan nikah.... nah ini kan bikin kacau dunia hukum kita....
yg lebih gebleg lagi masa mw dijadiin GM perusahaannya dy... gak tau kah dy ada larangan mepekerjakan anak di bawah umur???

Anonymous said...

Sebenenrnya beberapa tahun terakhir ini banyak sekali kejadian2 diluar kewajaran yang perlahan2 diterima semua pihak sebagai hal yang "wajar"..
Ugh.. Semoga sang Khalik masih memiliki belas kasihan terhadap umatNya yang sudah semakin lari dari jalurnya ini..

Wijoyo Simanjuntak said...

@chimod:
kemungkinan besar tidak dipaksa, tapi diiming-imingi...hohoho...kok jadi gosip niy...

@amanda k:
bisa secara hukum (asal mendapat persetujuan orang tua si gadis)...
kalau kita bisa berandai-andai, ada banyak faktor yang mungkin menyebabkannya, seperti: kebutuhan hidup, si gadis udah berpikir yang jauh jg...tapi yang jelek juga bisa lho (ilmu hitam a.k.a pelet, hahaha)

@yogie:
nah, yang memperburuk situasi juga mempekerjakan anak di bawah umur, ga peduli umurnya berapa...tapi dia melanggar UU Tenaga Kerja

@gloria limbong:
mudah2an mereka masih bisa membatalkan niatnya (apabila belum terjadi), dan mudah2an mereka langgeng dan menjadi keluarga yang sehat (apabila mmg sudah dilakukan)

Anonymous said...

intinya kita ga kan pernah tau apa maksud dan tujuan beliau....
yang jelas bagi mereka yang menganggap "salah" itu salah tapi lain hal bagi mereka yang menganggap itu "benar" memang benar..
Subhanaalah...
hanya Allah SWT yang tau...
kita hanya hambanya yang lemah....
mudah"an kita semua mendapat palajaran dan Hidayahnya...
amiin..amin ya robbal allamin...


Upie..

Wijoyo Simanjuntak said...

@anonymous:
ya ga tau, kan belum pernah ketemu...jd anda menganggap itu "salah" atau "benar"?