Perjuangan Melawan Ganasnya Kanker Darah

24 June 2008

Sebuah kisah mengenang almarhum Kristanti, kakakku tercinta yang melawan ganasnya kanker darah.

Dia
Dibalik gaun putih bersinarnya
Ada tubuh yang tak berdaya melawan sakit
Juga inspirasi untuk tetap bertahan

Penggalan sejarah itu diawali tanggal 13 Juni 1998. Kebahagiaan di saat semua anak sekolah menerima laporan hasil belajar. Ya, kami berlima (Kristanta, Kristanti, aku, Theresia dan Agustina) menerima hasil yang sangat memuaskan. Memang hanya aku yang tidak juara 1, hahaha tapi itu bukan masalah. Kuhitung-hitung berapa uang yang akan kuterima, horeee! 50 ribu rupiah akan mengalir ke tabunganku karena 8 buah angka 8 (8x5rb) dan sebuah angka 9 (1x10rb), memang jauh dari yang diterima kedua kakak kembarku, tapi uang 50 ribu sudah sangat besar untuk ukuran anak SD kelas 6. Malam itu ditutup dengan makan malam keluarga. Yupe, makan di restoran "3M" di jalan HM Joni lalu pulang dan tidur.

Aku terbangun jam 4 pagi, kudengar suara berisik Papa dan Mamaku. Kutahu mereka sedang mencemaskan K' Tanti (begitu kusebut namanya) yang demam tinggi dan bengkak-bengkak. Papa menyuruhku membuka garasi dan gerbang, dan dengan tangkas kulakukan. 15 menit setelah kuterbangun tadi, Papa, Mama dan K'Tanti telah meluncur dengan sedan "Timor S515" B 2550 YE ke arah rumah dokter Simanjuntak di jalan HM Joni (tepat di sebelah rumah temanku Martinus). Sayang, dokter itu tidak mau bangun dan menerima kakakku.

Dengan langkah seribu, Papaku segera mengarahkan kemudi ke RS Pirngadi Medan untuk memperoleh penanganan. Ya, itu rumah sakit pemerintah. Segera masuk ruangan penanganan darurat, namun segera ditransfer ke ruang rawat inap. Tes darah dilakukan, dokter umum pun mengambil kesimpulan "Demam berdarah", suatu kesalahan diagnosa yang bisa saja membawa maut. Kubaca hasil tes darah yang tak kumengerti itu, terlintas di pikiranku, "kanker darah", namun tak kukatakan, karena aku tak yakin bahwa aku memiliki kemampuan dalam membaca penyakit seseorang.

Tidak percaya dengan kata dokter umum, hasil laboratorium dibawa ke Dr. Gerhard Panjaitan, SpBOnk (kakek dari mamaku) untuk diminta opini kedokteran. Kesimpulan sementara, "kanker darah", namun dia tidak percaya dan menyarankan meminta opini kedokteran kepada teman sejawatnya, Dr. Gino Tan, Phd, SpPK (seorang ahli darah, yang kata beliau terbaik kedua di Singapura). Hanya dalam hitungan jam, ditarik diagnosa, "kanker darah stadium 2, tipe ALL/Acute Lymphoblastic Leukemia".

Hasil diagnosa itu dirahasiakan kepadaku. Papa dan Mama hanya memberitahu K'Tanta, saudara kembarnya. Tapi aku bisa merasakan ada yang ganjil, ketika Papa dan Mama berdoa sambil menangis di kamarnya. Keyakinanku tetap, kutanya kepada K'Tanta dan dia pun mengiyakan. Aku berdoa agar Tuhan membukakan jalan keluar atas permasalahan ini, keyakinan seorang anak kecil yang baru berumur 11 tahun.
Senyumnya begitu manis
Seakan tak ada ketakutan membelitnya
Ratusan bahkan ribuan tusukan jarum
Mungkin akan menghujam kulitnya

Sebagai seorang pasien yang memiliki hak mengetahui hasil diagnosa, dia bertahan dan tetap tegar, bahkan di depanku dia mengatakan, "Mama, Papa jangan menangis". Pembicaraan medis dilanjutkan antara Papa, Mama dan dokter dari RSPM. Namun segera setelah berbicara, K'Tanti dipindahkan ke RSU. Herna (tempat kerja dr. Gino Tan). Kenapa begitu? Karena RSPM dan dokter-dokternya hanya ingin menggunakan kakakku sebagai "kelinci percobaan" dengan obat-obatan eksperimen. Lucu yah?

Perawatan segera dimulai, dia diposisikan di Ruangan Nuri II (tempat orang-orang dengan penyakit yang berhubungan dengan darah). Dokter mengatakan akan memberikan suntikan chemotherapy yang nantinya akan memuat rambutnya berguguran atau bahkan bisa membuat komplikasi dengan organ tubuh lainnya. Kami menaruh keyakinan atas usaha dr. Gino, itu pun dengan harapan hidup 70%, sebuah harapan yang sangat tinggi menurut kami. Tak perduli berapa mahal obat-obatan tersebut, Papa dan Mama akan selalu menyediakan yang terbaik buatnya. Satu bulan pertama adalah masa terberat, dimana pengobatan intensif dilakukan, waktu penjagaan yang 24 jam serta kontinu, pengeluaran yang sangat besar, sampai 5 juta rupiah perhari. Terpikir untuk melakukan transplantasi sumsum tulang belakang dengan donor K'Tanta, kembarannya, namun itu terlalu beresiko.

Langkah chemotherapy mulai dilakukan. Zat kimia yang sangat reaktif itu sangat panas ketika bereaksi dengan sel-sel yang ada di dalam tubuh. Tak jarang dia mengatakan bahwa seluruh tubuhnya sangat panas, namun dia tak terkejut ketika rambutnya yang panjang berguguran serentak. Seluruh nilai dalam tes darah menurun sesuai dengan yang direncanakan dokter. Bayangkan ada seseorang yang masih mampu hidup dengan kadar haemoglobin 2,8 dan trombosit 14 ribu, serta nilai komponen-komponen darah lain yang tidak kutahu maknanya.
Darah itu begitu kental
Di dalam diriku dan dirinya
Mengalir darah yang sama

Sebelum ronde kedua dimulai, dokter mengisi kekuatannya lagi. Empat ampul darah dan dua belas ampul trombosit diperoleh dari PMI dengan harga yang sangat mahal, dimana PMI memperolehnya secara cuma-cuma dari sejumlah dermawan darah. Itu adalah saat dimana darah menjadi kebutuhan primer dan penentu keberlangsungan hidup seseorang.

Fungsi ekskresi dan sekresi terganggu akibat obat-obatan yang masuk ke tubuhnya. Bahkan pankreas dan ginjalnya sempat malfungsi, namun kekuatan bertambah dengan berlalunya hari. Masih kuingat, kala itu dia cuma makan 3 sendok nasi setelah puasa 8 jam, namun kadar gula darahnya langsung melonjak ke 630 yang membuatnya sangat lemas, bahkan hampir pingsan.

Liburan itu kuisi dengan menjaga kakakku tercinta. Memberinya makan, mengelap keringatnya, menyisir rambutnya yang hampir habis, bercanda bersamanya, membantunya berjalan ke kamar kecil, memeluk dan mencium keningnya menjadi keseharianku di kala siang. Kadang aku digantikan oleh K'Tanta, dan di kala malam, Papa dan Mamaku secara bergantian menjaganya. Tak ada yang memasak di rumah, semua makanan dibuatkan oleh nenek dan tanteku, rumah pun sepi.
Hidup akan terus berlanjut
Siang berganti malam
Hari berganti hari

Liburan usai, dan sendirian aku mendaftar ke SLTP N 3 Medan. Murah di sisi biaya dan dekat dari rumah. Tak lama berselang, K' Tanti boleh dirawat jalan. Ya, sudah dua bulan dia tidak pulang ke rumah. Kamarku, sebuah kamar berukuran 5x6 m dengan kamar mandi dalam, kuberikan untuknya. Segera kamar itu dibersihkan dan disterilisasi agar sesuai dengan kriteria tempat perawatannya. Makanannya diatur atas saran dokter dan seorang perawat profesional pun kami pekerjakan untuk mengawasinya.

Tak hanya melalui suntikan di pembuluh darah, setiap berulang dua minggu, sebuah jarum tebal berukuran sekitar 15 cm pasti akan menghujam ke tubuhnya. Jarum itu ditusukkan melalui sela-sela tulang belakang, diposisikan ke arah sumsum tulang belakang. Tak jarang proses itu harus diulang karena tidak menembus celah yang seharusnya. Bayangkan betapa sakitnya kala itu? Mungkin aku sebagai laki-laki tak akan mampu menghadapinya.

Dengan kondisi dan penyakit yang dideritanya, dia tidak memiliki waktu untuk sekolah. Namun dia menyempatkan diri untuk mengikuti Ebtanas kelas 3 SMP, dan menjadi seorang lulusan SLTP Santa Maria dengan NEM yang sangat tinggi. Dia juga mampu lulus masuk SMA Negeri 1 Medan (salah satu SMA favourit di kota Medan) dengan NEM yang dimilikinya, walaupun hanya sempat belajar sesaat di kelas 1.

Maju mundurnya perawatan terjadi sepengetahuan dan pengawasan dokter. Pernah terjadi, virus (aku lupa namanya) menyerangnya dan membuat bibir lidah dan rongga mulutnya luka-luka, namun dengan tangkas dr. Gino mampu mengobatinya. Kemajuan semakin terlihat dan harapan hidup semakin tinggi. Ada banyak mantan penyakit leukemia membagi cerita, dan ada banyak orang yang mendengar kesaksian suksesnya pengobatan ini dari Mama dan Papaku. Dengan hasil seperti ini, keyakinan bertambah, dan kami pun ke studio foto untuk foto keluarga di pertengahan tahun 2000.

Foto keluarga tahun 2000, 2 tahun sejak diagnosa
atas: Theresia, Papa, Mama, Wijoyo;
bawah: K'Tanta, K'Tanti, Agustina;


Cerita sukses itu berjalan sampai Oktober 2000 dimana obat yang biasa kami pesan datang terlambat. Bahkan sangat terlambat. Lebih dari satu bulan kami menunggu obat yang dibutuhkan. Terdengar isu bahwa hal ini terjadi karena hubungan yang sedang tidak baik antara Indonesia dan Amerika Serikat, sehingga produk-produk yang diimpor dari negara tersebut tertahan. Kalaulah berita ini benar, sangatlah ironis.

Sebulan kemudian, kondisinya menurun. Panik melanda, Papa dan Mamaku pun membawanya ke rumah sakit yang berada di dekat rumah, yaitu RS Estomihi yang berada di Jl. Sisingamangaraja XI. Sekali lagi, dokter di rumah sakit itu melakukan kesalahan penanganan. Dia "memaksa" untuk prosedur transfusi darah, langkah yang sangat disesali oleh dr. Gino. Segera setelah itu, Papaku memindahkannya kembali ke RSU Herna.

Bagai teriris sembilu dan disiram cuka, dr. Gino menyatakan bahwa penyakitnya kembali, bahkan lebih ganas karena juga telah menyerang sumsum tulang belakang. Vonis pun dijatuhkan, umur K'Tanti tidak lebih dari 3 bulan. Langkah-langkah yang dilakukan dokter selama ini seperti tidak berguna sama sekali. Sekuat tenaga dikerahkan dokter untuk mengembalikan kondisinya, namun harapan itu sangat kecil.

Sampai di hari ketika dokter mengatakan saatnya berada di dunia kurang dari seminggu lagi, Mama segera memanggil Pdt. T. Siburian untuk melakukan sakramen sebelum dia meninggal. Gaun putih pun dipesan dari penjahit langganan kami. Berita buruk dikabarkan ke seluruh keluarga untuk bersiap-siap menerima kepergian kakakku tercinta.
Malaikat meniupkan suara-suara
Mendampingi jiwa yang akan berlalu
Kematian itu berjalan begitu hening

Hari itu, Sabtu 3 Febuari 2001 pukul 14.00, saat dimana aku tiba di rumah sakit sebagai tempat singgah sebelum berangkat ke tempat bimbingan belajar. Saat itu dia ketakutan ketika melihat beberapa malaikat berpakaian putih di sebuah lukisan, padahal itu hanya lukisan bunga tulip. Pukul 15.30, sengaja aku terlambat pergi ke tempat bimbingan belajar. Di pintu, kumendengar K'Tanti berkata, "Yesus, Yesus, Yesus." Sebuah panggilan yang akhirnya kusadari menjadi kata-kata terakhir dari mulutnya. Nafasnya semakin lambat, suasana hening menjadi haru, kepanikan melanda dokter dan perawat. Pukul 16.15 dia dinyatakan dokter telah kembali ke pangkuan Bapa di Surga.
Dia masih 17 tahun
Ketika jantung berhenti berdetak
Darah pun mulai menggumpal
Dan hembusan nafas tak ada lagi
Dia dingin
Dia kaku
Seakan keabadian telah menjadi bagian dari dirinya
Dibalik wajahnya yang membiru
Ada senyum kekuatan
Tegar

Pukul 16.30 seusai les, aku berjalan pulang bareng Ronald. Sengaja kuputar jalanku melalui belakang rumah sakit, tepatnya melalui ruang jenazah, tapi yang kutemukan hanyalah gerbang yang terkunci. Berjalan lagi ke depan, dari kejauhan kulihat mamaku dan kakekku berjalan setengah berlari. Kusadari bahwa K'Tanti telah tiada, maka kukejar mereka dengan berlari cepat. Air mata jatuh dari mata mereka, perasaan sedih menyelimuti. Tidak lagi berjalan ke ruang perawatan, kami langsung menuju ruang jenazah.

Kulihat wajah yang sangat kukenal terbaring dengan kedua jempol kaki terikat tali berwarna putih. Segera tubuhnya dimasukkan ke ambulans dan aku pun menemaninya selama perjalanan. Iringan tidak banyak, hanya sebuah mobil dan beberapa sepeda motor menemani ke persinggahan terakhirnya, rumah kami. Rumah itu sudah mulai penuh dengan tamu yang melayat dan kesedihan tumpah di setiap pasang mata yang ada di sana.
Sejenak kutertidur
Bayangnya datang temani mimpi
Tersadar kubertanya,
Dimana kakak?
Dia di sana, terbaring kaku

Malam itu aku sangat lelah, kutertidur sejenak sekitar 30 menit. Ketika bangun kuterkejut dan tidak percaya adanya kematian. Setengah sadar atau mengigau, kubertanya, "Dimana kakak?". Aku melangkah ke ruang tamu dan kulihat dia telah terbaring kaku. Dia dikelilingi seluruh keluarga dekat.
Tak ada kehangatan di sana
Hanya tetesan air mata di pipi orang-orang yang dikenal

Sabtu berlalu, Minggu pun menyapa. Kebaktian yang biasanya dilakukan di Gereja, hari itu dipindahkan ke rumah kami. Sekitar 1500 orang keluarga dan relasi silih berganti datang dan mengisi ruang utama rumah. Kata-kata penghiburan mengalir dari banyak orang seakan-akan mereka juga turut merasakan kesedihan yang kami alami. Sampai di saat acara perpisahan terakhir di pekuburan Kristen Gajah Mada II aku belum pernah menangis. Kesedihan itu kupendam dalam hati, sendirian.

Hanya membersihkan pusaranya dan menyiangi rerumputan yang bisa kulakukan sejak itu, terutama ketika aku berada kembali di kota Medan. Namun, kenangan dan kebahagiaan tentang dirinya selalu melekat di dalam benakku. Kekuatannya menjadi salah satu sumber inspirasi bagiku.
Dan ketika dirinya berlalu
Sebagian dari jiwaku pun turut lepas

Terima kasih kuucapkan kepada:
  • Tuhan Yesus Kristus yang memberikan hidup kekal di Surga
  • Dr. Gino Tan, Phd, SpPK
  • Dr. Gerhard Panjaitan, SpBOnk
  • Pdt. T. Siburian STh
  • RSU Herna Medan
  • Para perawat di RSU Herna
  • Dr. Robert Tan
  • Seluruh keluarga
  • Seluruh relasi keluarga

Hidup itu penuh perjuangan

19 June 2008

Ntah kenapa hari ini berjalan begitu lambat. Memang hari "ini" selalu unik, penuh dengan keceriaan dan tawa, kesedihan dan tangis, keringat dan perjuangan, lelah dan helaan napas, istirahat dan kedamaian, kekuatan dan tekad. Seperti kata-kata bijak yang terucap di film "Kungfu Panda" yang semalam kutonton bersama Ronald dan Niko,

Yesterday is history
Tomorrow is mistery
Today is gift
That is why today called present

Hmm, seorang teman saya yang "terpaksa" harus "pertukaran mahasiswa" mengatakan, "Bagaimanapun hidup terus berjalan, tidak ada yang perlu disesalkan, tapi kita harus ingat untuk memperbaiki segala sesuatu untuk mencapai sasaran kita". Kalimat ini sangat bermakna seandainya kudengar ketika aku mengalami kejatuhan, seperti ketika mendapat PAHE (Paket Hemat 10 SKS) februari 2006 lalu. Tapi tak kudengar dari seorang teman pun, namun dia yang saat ini sedang down mampu mengucapkannya dengan tegas.

Ketika hanya 10 SKS, apa yang terjadi? Ada yang berkata, "Ya itu salah dia, kenapa terlambat", yang lain berkata, "Ah, itu biasa saja, sudah untung diberi 10 sks, daripada 0", dan banyak kalimat-kalimat lain yang menjatuhkan mental dan menyalahkan objek yang bernama Wijoyo. Hmm, saat ini aku berpikir aku ga akan menyalahkan mereka, seperti yang kulakukan dengan menuliskan "Angkatan ini tidak kompak, cuma tahu senang-senang doang, tanpa peduli permasalahan orang lain" di kuliah strategi algoritmik. Ya begitulah, mereka adalah orang-orang pintar yang memang harus memikirkan diri sendiri dahulu, angkatan yang terpilih dari seluruh manusia ter-pintar Indonesia tahun 2004.

Belajar dari kejadian itu, mengambil contoh kasus teman kosanku, aku tidak menyalahkannya, tapi kalimat yang terucap adalah sesal, "Maaf, aku ga selalu ngingetinmu untuk pergi kuliah". Dia berada di titik terendah dalam hidupnya, tugas kita adalah mengangkatnya. Aku bukan seperti junior-junior yang menolak menerima tambahan objek baru yang tidak berdaya di kelompoknya.
Tidak ada yang kebetulan

Memang untuk mencapai sasaran, tidak hanya dengan tidur di bawah naungan selimut yang hangat atau berkhayal dengan tangan menopang dagu. Untuk mencapai segala sesuatunya diperlukan perjuangan. Bayangkan "Liem Swie Liong" yang dulunya hanya seorang imigran gelap dari china, dia hanyalah seorang buruh panggul di pelabuhan laut tanjung emas, namun dia menjungkirbalikkan fakta dengan pernah menjadi orang terkaya di Indonesia. Memang setiap orang tidak luput dari cela, tapi kita harus melihat kerja kerasnya itu.

Bahkan untuk mendapatkan cinta pasangannya, seseorang harus mengorbankan banyak waktu, tenaga, materi, dan pikiran. Hmm, sesuatu yang belum pernah kulakukan sebelumnya...munginkah aku masih berpikir belum saatnya?

Sasaran atau cita-cita tidak hanya ditulis, seperti yang kutulis di buku Cliff TOEFL Preparation yang kubeli di Titi Gantung tahun 2001, "Wijoyo Batara Frans Simanjuntak, ST, lulusan T. Informatika ITB", ada keringat sebagai ganti perjuangan itu.
Hidup adalah perjuangan

Setidaknya aku masih memiliki tenaga untuk meneruskan perjuangan itu. Dan masih ada kedua orang tuaku yang mengisi semangat itu hari demi hari.


Upon the Stars

17 June 2008

Menjadi seorang astronom bukan impianku.
Menjadi seorang astronot juga bukan impianku.
Tetapi memiliki rumah peristirahatan dan tambang mineral di planet mars adalah impianku yang kelihatan muluk-muluk. Biarin aja, weeeks!

Pernah terpikir olehku, hal-hal apa saja yang merupakan hal romantis yang bisa dilakukan seorang pria kepada gadis pujaannya. Inilah yang terpikir olehku:
  1. Mengajak makan malam di tempat romantis, diiringi alunan musik biola, sambil melihat lampu-lampu kota dari tempat yang tinggi.
  2. Memberikan seikat bunga mawar, di tengah malam ulang tahun sang pujaan hati, dan mengucapkan kata "I Love You"
  3. Bersamanya berlari menjauh dari hujan, sambil menadahkan jaket untuk menghalangi hujan menerpa rambutnya
  4. Atau pergi ke atas bukit, menikmati angin dingin sambil terlentang di atas rerumputan lalu melihat ke langit dengan teropong bintang, dan berusaha menghitung semua bintang yang terlihat di sana, hehehe



Setidaknya bagiku, opsi ke empat cukup mudah dilakukan, karena aku memilikinya. Hmm, tapi.....kenapa belum ada cewe yang melakukannya bersamaku yah?

:))

Kata Pendeta siy, "Jodoh itu di tangan Tuhan", tapi kata si Ronald, "Tapi klo tidak diambil dari tangannya, bisa-bisa tidak berjodoh". Wkwkwk

Matius 18:20

15 June 2008

Pernahkah anda membaca ayat Alkitab yang tertulis dalam Matius 18:20?

Matius 18:20 berbunyi demikian:

Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.

Ya, jika anda seorang Kristiani pasti pernah mendengarnya. Ayat itu mengajarkan kita untuk bersekutu dengan sesama kita dalam berdoa kepada Allah. Lalu bagaimana dengan image berikut ini?



Lalu, sudahkah anda berdoa secara tulus kepada Allah hari ini?

Tipe dasar dalam ABAP

14 June 2008

Di dalam ABAP programming, ada tipe-tipe dasar yang merupakan bawaan dari sistem aplikasi SAP. Diantaranya:

  • Packed Number (P)
  • Integer (I)
  • Floating point (F)
  • Numeric text (N)
  • Text (C)
  • Date/yyyyMMdd (D)
  • Time/hhmmss (T)
  • Hexadesimal (X)

Contoh: untuk definisi variabel A adalah integer
DATA : A TYPE I.
Bisa juga dibuat dalam bentuk structur...
Contoh: kita mau membuat struktur yang terdiri dari 2 buah integer dan sebuah packaged number dengan 2 angka desimal.
Cara 1:
types : begin of ty_wa,
a type i,
b type i,
hasil type p decimals 2,
end of tywa.
Data : l_wa1 type ty_wa.
Cara 2: (langsung di assign sebagai data)
data : begin of l_wa2,
a type i,
b type i,
hasil type p decimals 2,
end of l_wa2.

Turun Gunung


Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
Ungkapan yang menyenangkan, tapi terkesan cari kesenangan doang apabila naiknya pake pick-up, hehehe. Ah, yang penting kan bersenang-senang, apalagi kalau bisa bersama teman-teman...



Ingin ikutan juga?

:)

Kenapa harus DO?

13 June 2008

Kemarin, seorang teman kos saya main ke kamar saya dan menggunakan komputer saya untuk tujuan leisure doang. Sesaat kami ngobrol-ngobrol tentang tamunya yang 2 hari yang lalu datang.

W=Wijoyo, T=Teman saya

W: T, kemarin yang datang siapa? kok ditinggal sendiri?
T: Itu temenku, kemarin aku ada kesibukan, jadi kutinggan sebentar
W: Ah, temen atau temen? Itu si "I" yah? Anak mana siy dia?
T: Iya, FTSL
W: Eh, mintain dia kenalin aku sama temennya yang cantik dong, dulu ada yang kukenal namanya "V".
T: Sulit Joy, aku lagi kena masalah, jd ga bisa ngurus itu lagi
W: Emang masalah apa sampe ga bisa nolongin temen (sambil tertawa kecil)
T: Aku DO, cuma jangan kasih tau anak kosan yang lain yah
=================pembicaran selanjutnya tidak ditampilkan

Sebenarnya ga cuma dia yang kutahu DO, ada 2 orang temen dekatku yang lain yang telah "pertukaran pelajar" ke universitas swasta lainnya + beberapa orang dari jurusanku yang mengalami nasib serupa.

Yang jadi pernyataan adalah:
  1. Dari sumber-sumber yang umum, tingkat Drop Out di ITB berada di kisaran 10%-20%.
  2. Yang berhasil masuk ITB adalah peringkat 7.000 ke atas dari sekitar 360.000 mahasiswa, artinya mereka adalah mahasiswa terpilih
  3. ITB adalah universitas dengan tingkat Drop Out tertinggi di Indonesia
(semua pernyataan tidak terlalu faktual dan tidak dilengkapi bukti)

Kemudian timbul pertanyaan, "Mengapa ITB tidak sekuat tenaga merangkul semua mahasiwa yang berpotensi ini?". Memang perlu kita pelajari juga apa penyebab mereka bisa sampai DO, tetapi menurut saya peraturan di ITB sudah terlalu ketat sehingga telah membatasi ideologi mahasiswa.

Akankah demikian selanjutnya?

Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater

Tempat makan seputaran ITB

12 June 2008

Hehehe, saatnya wisata kuliner.

Tahukah saudara bahwa Pak Bondan Winarno pernah beberapa kali makan di sekitaran ITB? Sayangnya dia masih belum terlalu tahu tentang spot-spot tempat terbaik untuk menyantap seporsi makanan...

Niy dia versi Joyo banget:

  1. Martabak di depan IndoMaret jl Tamansari. Kenapa yang pertama adalah Martabak, just because it is my favourite meal. Posisikan anda di Indomaret, lalu keluar gerbang menghadap kanan, martabaknya ada di warung kedua. Hanya berjualan dari jam 17.00-22.00, bahkan sering lebih cepat tutupnya...rasanya, luar biasa. Harga bervariasi dari 7 ribu rupiah sampai 13 ribu, tapi rasanya bikin mabok..
  2. Ayam madu lemon di Botram. Diposisikan di jalan gelap nyawang, ada dua warung, tapi yang paling enak di gelap nyawang timur, hampir berada di ujung food court sebelum warung padang yang paling ujung. Dilengkapi dengan sayuran, dan sambal yang lumayan pedas, menu ini dibanderol seharga 7 ribu rupiah. Biasanya sangat tepat ditemani dengan es cincau marjan biji selasih seharga 2 ribu rupiah.
  3. Teriyaki di Honger Cafe. Jika anda seorang penikmat alam dengan nuansa hijau nan asri di sekeliling anda, pilihlah Honger Cafe. Memang rasanya tidak begitu greget, dan harganya pun di atas rata-rata, tapi nuansanya itu bok...membuat semua orang betah berlama-lama di sana. Harganya 9 ribu rupiah.
  4. Menu seafood di RM Suryo (bukan Roy Suryo sang pakar telematika angkuh). Menempati sepetak lahan di tengah-tengah food court gelap nyawang timur. Ada udang, kakap, bawal, kerapu, kepiting, cumi dan lain sebagainya. Menu yang sangat hemat untuk sebuat menu seafood yang terkenal luar biasa mahalnya. Menu favourite saya adalah Special Omelete. Harganya udah naik jadi 7500...
  5. Mau makan ditemani musik? pilihlah Black Romantic Cafe, di sebelah kantin madiun. Anda akan dihibur dengan musik-musik terbaru versi anak muda jaman sekarang, hehehe. Menu favourite saya ada banyak, diantaranya: nasi kebuli kambing bakar, nasi goreng spesial, sop konro...harganya bervariasi dari 6 ribu sampai 12 ribu rupiah... asik banget lah, sayang selalu rame kecuali malam...

Pengalaman Baru

Hampir dua minggu berlalu sia-sia. Hanya bermalas-malasan di kosan atau jalan-jalan ke banyak tempat-tempat yang baru pertama kali dikunjungi dan tempat-tempat yang menghibur.

1. Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor, ini adalah Istana dan Halam rumah presiden. Kesannya sangat megah, apalagi di ruangan kerja dan ruang konferensi. Ada suatu aura yang sangat kuat yang melambangkan kebijaksanaan di sana. Jadi pengen punya Istana juga, hehe.

2. Monumen Nasional. Ada banyak orang yang sering lewat dari monas. Ada banyak pula yang telah berjalan-jalan di halamannya...mungkin ada banyak orang juga yang pernah berdemonstrasi di sana, tapi banyakkah orang yang pernah masuk dan naik hingga puncak tertinggi di monas? Di sana ada tempat yang sangat indah untuk melihat kota jakarta dari ketinggian. Tidak hanya di titik teratasnya, di titik terbawahnya juga ada museum diorama perjuangan...ah, sungguh senang melihat perjuangan bangsa Indonesia dulu. Lalu, bagaimana sekarang?

3. Daerah wisata punclut. Bagaimana rasanya memulai malam dengan makan di tempat yang bisa menatap Bandung dari kejauhan? Menyejukkan hati dan sungguh romantis. Ditambah makanan yang menggugah selera, tentu hal ini akan kulakukan kalau ntar udah punya pacar. Seperti kata Candil dalam lagunya, "Kapan ku punya pacar?"

4. Wisata bahari Pangandaran. Pangandaran adalah tempat wisata bahari yang terletak di pantai selatan Jawa. Tempat ini sangat ramai dikunjungi pada hari minggu dan hari libur. Ada banyak rekreasi yang untuk pertama kali kulakukan di sana. Bayangkan menaiki perahu kecil di lautan yang cukup berombak, hehehe, ngeri-ngeri-sedap lah...termasuk melihat terumbu karang yang masih terjaga, beberapa batu karang yang mencuat ke permukaan, serta penyu-penyu yang berjemur di pantai, itu lebih dari cukup untuk memuaskan hasrat berwisata. Apalagi ditambah berpetualang di cagar alam melihat goa-goa jepang, hutan lindung/cagar alam, pantai pasir putih, tempat keramat, monyet-monyet yang berkeliaran bebas di alam, dan pepohonan rindang (walaupun 80% hutan sekunder,hehe). Belum lagi menyewa ATV sambil berkeliling pantai dengan "gadis-gadis", hahaha....pengalaman yang cukup unik dan pertama kali buat saya

5. Diskotik Amare. Pengalaman yang satu ini tidak terlalu saya suka. Hanya sekedar untuk mencoba, tapi sangat melelahkan dan membosankan, ditambah ruangan ber-AC yang dipenuhi asap rokok. Yang bisa dilihat cuma cewe-cewe cantik yang berseliweran di seluruh penjuru ruangan. Musik keras yang berdentuman juga tidak terlalu pas dengan seleraku...dan tentu saja ditemani oleh segelas bir murahan. Hmm, ga lagi deh...

hahaha, sekian dulu perjalanan 2 minggu terakhir ini....

dari studio 5 saya melaporkan, wkwkwk