Kenapa harus DO?

13 June 2008

Kemarin, seorang teman kos saya main ke kamar saya dan menggunakan komputer saya untuk tujuan leisure doang. Sesaat kami ngobrol-ngobrol tentang tamunya yang 2 hari yang lalu datang.

W=Wijoyo, T=Teman saya

W: T, kemarin yang datang siapa? kok ditinggal sendiri?
T: Itu temenku, kemarin aku ada kesibukan, jadi kutinggan sebentar
W: Ah, temen atau temen? Itu si "I" yah? Anak mana siy dia?
T: Iya, FTSL
W: Eh, mintain dia kenalin aku sama temennya yang cantik dong, dulu ada yang kukenal namanya "V".
T: Sulit Joy, aku lagi kena masalah, jd ga bisa ngurus itu lagi
W: Emang masalah apa sampe ga bisa nolongin temen (sambil tertawa kecil)
T: Aku DO, cuma jangan kasih tau anak kosan yang lain yah
=================pembicaran selanjutnya tidak ditampilkan

Sebenarnya ga cuma dia yang kutahu DO, ada 2 orang temen dekatku yang lain yang telah "pertukaran pelajar" ke universitas swasta lainnya + beberapa orang dari jurusanku yang mengalami nasib serupa.

Yang jadi pernyataan adalah:
  1. Dari sumber-sumber yang umum, tingkat Drop Out di ITB berada di kisaran 10%-20%.
  2. Yang berhasil masuk ITB adalah peringkat 7.000 ke atas dari sekitar 360.000 mahasiswa, artinya mereka adalah mahasiswa terpilih
  3. ITB adalah universitas dengan tingkat Drop Out tertinggi di Indonesia
(semua pernyataan tidak terlalu faktual dan tidak dilengkapi bukti)

Kemudian timbul pertanyaan, "Mengapa ITB tidak sekuat tenaga merangkul semua mahasiwa yang berpotensi ini?". Memang perlu kita pelajari juga apa penyebab mereka bisa sampai DO, tetapi menurut saya peraturan di ITB sudah terlalu ketat sehingga telah membatasi ideologi mahasiswa.

Akankah demikian selanjutnya?

Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater

3 orang memberi komentar:

Anonymous said...

memang lebih mudah masuk ke ITB daripada keluar lewat sabuga

pebbie said...

heran juga, dengan kegiatan akademik yang IMHO kian dipermudah gini masih ada aja yang DO.

Wijoyo Simanjuntak said...

@usviany:
sepertinya begitu...
jadi teringat semasa SMA, beberapa tentor bilang klo lulus PTN itu sulit, tp klo di dalam pasti gampang (mungkin maksudnya gampang DO, khusus ITB)

@pebbie:
kegiatan akademik emang dipermudah, tapi kualifikasi ditingkatkan dan usaha-usaha menyelamatkan "mereka" malah tidak ada, contohnya aja: berapa banyak kuliah dasar yang ga dibuka utk SP tahun ini...
tanya kenapa...