Belajar Bisnis

19 October 2008

Satu kalimat yang saya pegang teguh, "Untuk menjadi orang kaya, seseorang harus bisa berbisnis" itulah sebabnya saya menolak untuk kuliah di STAN ketika lulus sekolah dulu. Tidak berarti orang-orang lulusan STAN ataupun yang bekerja menjadi pegawai negeri di Departemen Keuangan tidak mungkin menjadi kaya.

Bisnis itu membutuhkan ketekunan, pengalaman, teman, waktu, modal...bahkan "memerlukan" resiko. Kalau seseorang bisa profesional, seharusnya tidak mengenal siapa teman atau siapa lawan. Selagi bisa memberikan profit, kita adalah teman...namun hal ini hanya bisa terjadi apabila sudah memiliki faktor-faktor fundamental yang kuat.

Bisnis itu bukan dari apa yang di'bisnis'kan, tetapi seberapa profesional pebisnis tersebut mengelolanya. Bayangkan, paman dari seorang temanku berbisnis 'BABI'. Bekerja cuma sehari dalam seminggu, tidak turun secara langsung ke lapangan, tidak selalu mencium betapa bau seekor babi...namun minimal 12 juta per bulan bisa masuk ke dalam kantong. Ini bisnis halal lho...(walaupun bagi sebagian golongan, materi bisnisnya adalah haram)

Lalu bayangkan lagi bisnis club malam, prostitusi, penjualan organ tubuh, spa plus pijat dan yang lain-lain. Bisnis-bisnis tersebut memang butuh modal besar, tapi lihat peluang profitnya...jauh lebih besar. Saya memang tidak menganjurkan siapa pun mengambil bisnis di atas, saya cuma membandingkannya.

Kira-kira nanti setelah lulus kuliah aku membuat bisnis apa yah? Yang pernah kepikiran sih: game center, outsource human resource,  one-stop amusement park, studio musik & film, konsultan IT, SPBU, dan termasuk diskotik....hahaha, khayalan tingkat tinggi

Tapi walaupun nanti aku sudah punya bisnis, aku tetap harus punya waktu untuk dinikmati bersama orang-orang terdekatku...kita lihat saja nanti yah...

Kamu pun bisa menjadi bagian kesuksesanku di masa mendatang

0 orang memberi komentar: