Janji itu...

02 August 2010

Kemarin saya pergi kebaktian di gereja HKBP Sutoyo di dekat Universitas Kristen Indonesia (UKI). Saya mengikuti kebaktian jam 6 malam, ya karena ada banyak hal lain yang saya kerjakan sebelumnya. Saya tiba di sana dan sedapat mungkin meresapi kebaktian itu. Namun tiba-tiba saya merasa haru yang mendalam. Saya teringat almarhum ayah saya.

Saya teringat beberapa janji saya yang tidak terealisasi. Dulu ketika saya baru dinyatakan diterima di Institut Teknologi Bandung, saya berjanji bahwa pada ulang tahunnya ke 60, dia akan menyaksikan saya wisuda S2. Namun sayang, karena kemalasan dan memang ketidakberuntungan saya, akhirnya janji itu pun tidak bisa direalisasikan. Lalu saya merevisi janji saya lagi dan mengatakan bahwa, pada 18 Juli 2009 saya akan diwisuda. Hal itu akan saya persembahkan sebagai hadiah ulang tahun untuknya. Namun lagi-lagi, saya tidak mampu merealisasikannya.

berfoto bersama ayah dan ibuku di hari wisuda

Ya, akhirnya saya wisuda juga. 23 Oktober 2009 adalah sebuah tanggal bersejarah dimana saya diwisuda dari ITB. Puas, bangga, senang, merasa sangat diberkati, mungkin semuanya itu adalah perasaan yang hinggap di diri saya. Apalagi kebahagiaan itu semakin lengkap karena didampingi oleh ayah dan ibu saya. Untuk merayakannya, kami ke rumah paman yang ada di Jakarta.

Saya masih ingat, di pagi 24 Oktober 2009 ayah saya minta ditemani pergi ke gereja. Saya tidak ada firasat bahwa itu adalah kesempatan terakhir ayah pergi kebaktian di gereja. Tapi saya tetap senang menemaninya pergi ke gereja, termasuk karena saya juga belum pergi ke gereja hari itu. Jadi kami berdua pergi ke gereja HKBP Sutoyo, gereja yang sama dengan yang saya datangi kemarin. Kenangan inilah yang membuat saya kembali terharu sampai meneteskan air mata...

Di kebaktian terakhirnya, ayahku meneteskan air mata dan aku pun melihatnya.

Saya jadi kembali teringat. Bahwa kemarin adalah tanggal 1 Agustus, dan saya baru saja melupakan tanggal ulang tahunnya, 22 Juli. Sebenarnya saya sudah membeli tiket untuk pulang ke Medan tanggal 22 Juli 2010 lalu, namun karena ada urusan diklat di semarang, akhirnya hal ini tidak bisa direalisasikan juga. Padahal, saya sudah merencanakan ziarah apabila jadi kembali ke Medan.

Ya begitulah, sulit untuk menepati janji. Walaupun begitu, aku akan tetap mengenangmu dan segala nasihatmu dan menjadi seorang anak yang bisa membuat bangga keluarga. Selamat ulang tahun ayahku. Damailah bersama Bapa di Surga.

1 orang memberi komentar:

Anonymous said...

wah saya baru tahu bang ternyata beliau wafat Tahun lalu. Turut berduka cita yah bang.